Lintas-khatulistiwa.com.Jakarta.,-Dalam balutan udara Jakarta Pusat yang berdenyut, pada Kamis, 25 September 2025, sebuah momen bersejarah terukir. Dalam rangka merayakan delapan dekade pengabdian Tentara Nasional Indonesia (TNI), sebuah utusan yang dipimpin oleh Laksda TNI Ari Hendrawan, Pa Sahli Tingkat III bidang Jahpers Sahli Panglima TNI, menginjakkan kaki di kediaman salah satu pilar institusi ini, Jenderal TNI (Purn) Try Sutrisno. Kunjungan yang lazim disebut anjangsana ini, bukan sekadar seremoni, melainkan sebuah dialog lintas generasi, sebuah penyerahan warisan nilai yang tak ternilai.
Suasana di dalam kediaman Laksamana TNI (Purn) Try Sutrisno terasa hangat, merangkul, dan penuh keakraban. Di tengah ditemukannya mata yang menyimpan jejak pertempuran dan pengabdian, sang mantan Panglima TNI ke-10 ini tak ragu menumpahkan mutiara nasihatnya. Gema suaranya, yang masih menyimpan kekokohan seorang pemimpin, menekankan sebuah prinsip fundamental yang menjadi dorongan nadi kebesaran TNI: “Kita tidak boleh melupakan persatuan.” Kalimat sederhana namun sarat makna ini terucap seperti sebuah sumpah, sebuah pengingat abadi bagi setiap prajurit yang mengenakan seragam loreng. Bagi Jenderal Try Sutrisno, kesatuan bukanlah sekedar kata, melainkan pondasi kokoh yang membentengi kedaulatan bangsa, perekat keutuhan negara, dan kunci keberhasilan setiap misi pengabdian.
Menyambut pesan hangat sang sesepuh, Laksda TNI Ari Hendrawan menyampaikan rasa hormat dan terima kasih yang tulus. Baginya, anjangsana ini adalah sebuah kehormatan, kesempatan emas untuk menimba ilmu dari sumur kebijaksanaan para senior yang telah menorehkan tinta emas dalam sejarah TNI. “Kami sangat mengharapkan Arahan dari Bapak,” ungkapnya, mencerminkan kerendahan hati dan kesiapan generasi penerus untuk belajar dan tumbuh. Arahan dari para veteran ini, di mata mereka, adalah bekal paling berharga, kompas moral yang akan menuntun langkah-langkah dalam mengemban amanah berat menjaga perlindungan dan keamanan bangsa.
Kegiatan anjangsana ini menjelma menjadi lebih dari sekedar pertemuan formal. Ia bertransformasi menjadi sebuah perayaan silaturahmi yang hangat, sebuah momen keluarga besar TNI yang merentangkan jembatan antara masa lalu dan masa kini. Generasi muda, yang kini memegang kepemimpinan estafet, berkesempatan untuk bersentuhan langsung dengan para pahlawan yang telah menempatkan bata-bata pertama bagi kesuksesan institusi ini. Mengukir senyum di wajah para sesepuh, mendengar cerita dari medan juang, dan merasakan semangat persatuan yang mereka wariskan, adalah penguat semangat yang tak tergantikan.
Dalam lingkaran kehormatan yang penuh makna ini, turut hadir pula para perwira tinggi TNI lainnya, seperti Brigjen TNI Asep Ridwan (Pa Sahli Tingkat II Wassus Bidang LH dan Wassus Sahli Panglima TNI), Laksma TNI Gatot Sutomo (Pa Sahli Tingkat II Bidang Intekmil Sahli Panglima TNI), serta Kolonel Inf Djody Setiawan (Pabandya Intekmil) dan Kolonel Inf Yusuf Rizal (Wakapuskersin). Kehadiran mereka menegaskan komitmen kolektif TNI untuk terus menjaga tradisi luhur, menghormati jasa para pendahulu, dan menginternalisasi nilai-nilai persatuan sebagai landasan dalam setiap langkah pengabdian.
Di usianya yang ke-80, TNI tidak hanya merayakan jumlah tahun, tetapi juga menambah kekuatan warisan nilai. Anjangsana ke rumah Jenderal TNI (Purn) Try Sutrisno adalah pengingat bahwa di tengah derasnya arus perubahan, di tengah kompleksitas tantangan zaman, satu hal yang tak boleh lekang oleh waktu adalah kesatuan. Ia adalah denyut nadi yang menjaga keutuhan TNI, dan karenanya, keutuhan bangsa dan negara.