LINTAS-KHATULISTIWA.COM. Timika, Papua Tengah – Di tengah hamparan hijau Papua Tengah yang memeluk cakrawala, sebuah momen khidmat menggema di Markas Yonif 754/Eme Neme Kangasi pada Jumat, 17 Oktober 2025.
Para punggawa Tentara Nasional Indonesia (TNI) dari tiga matra, bersama Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto dan Menteri Pertahanan RI Sjafrie Sjamsoeddin, menundukkan kepala dalam doa bersama. Bukan sekadar ritual, ini adalah benteng iman yang dibangun untuk keselamatan bangsa dan seluruh prajurit yang mengabdikan diri di garis terdepan.
Acara yang diawali dengan lantunan doa lintas agama ini bukan hanya sekadar seremoni. Para pemuka agama, bersatu dalam semangat kebangsaan, memanjatkan doa tulus untuk Indonesia tercinta, agar senantiasa dilimpahi kedamaian dan ketenteraman. Doa tak lupa diarahkan pada setiap prajurit TNI yang bertugas, di manapun mereka berada. Di tengah gurun gersang, hutan belantara, lautan biru, atau puncak gunung yang dingin, doa ini menjadi pengingat bahwa mereka tidak sendirian. Kesehatan, kekuatan, dan keteguhan jiwa adalah bekal yang mereka bawa pulang, bukan sekadar dari logistik, tetapi juga dari kekuatan spiritual yang tak ternilai.
Lebih dari sekadar mendoakan keselamatan tugas, momen ini juga diwarnai kehangatan dan rasa syukur. Bertepatan dengan ulang tahun Presiden RI ke-74, Bapak Prabowo Subianto, doa khusus turut dipanjatkan. Menteri Pertahanan RI, Sjafrie Sjamsoeddin, dalam sambutannya, menegaskan harapan agar Sang Presiden senantiasa dalam lindungan Tuhan Yang Maha Esa, dikuatkan untuk terus memajukan Indonesia dan melayani rakyatnya.
Sebagai simbol rasa syukur yang mendalam, Panglima TNI dan Menteri Pertahanan RI bersama para prajurit turut memotong tumpeng. Potongan pertama, bukan hanya sekadar simbolis, tetapi juga representasi dari kebersamaan yang terjalin erat. Dalam momen yang hangat dan penuh makna itu, terlihat jelas soliditas antara pimpinan dan prajurit di medan tugas yang penuh tantangan. Doa tulus untuk Presiden dan keutuhan bangsa menyatu dalam setiap suapan nasi kuning yang dibagikan.
Menjelang akhir acara, sebuah sambungan telepon pribadi menghubungkan Panglima TNI dan Menteri Pertahanan dengan Presiden RI, Bapak Prabowo Subianto. Sorak sorai dukungan dan apresiasi pun mengalir. Presiden, dengan suara yang penuh wibawa namun tetap hangat, menyampaikan terima kasih yang tak terhingga kepada seluruh prajurit yang telah menjaga kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
“Terima kasih saudara-saudara. Saya akan berusaha menengok kalian pada kesempatan yang ada. Selamat berjuang. Merdeka,” ujar Presiden, memberikan suntikan semangat yang luar biasa bagi para prajurit di daerah operasi.
Kegiatan doa bersama ini bukan sekadar peristiwa sesaat. Ia adalah pengukuh hati, peneguh semangat juang, dan bukti nyata bahwa pengabdian prajurit TNI berakar pada keimanan yang kokoh, soliditas yang tak tergoyahkan, dan kecintaan yang mendalam kepada tanah air. Di ujung negeri, di sela-sela tugas berat, doa menjadi jangkar, pengingat bahwa di balik setiap peluru dan setiap langkah taktis, ada harapan dan doa yang mengiringi, menjaga mereka dalam setiap denyut nadi perjuangan demi kejayaan Indonesia.
Foto: Biro Infohan Kemhan RI